BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
PERMASALAHAN
Kehadiran Islam secara lebih nyata di Indonesia terjadi pada sekitar abad
ke-13 Masehi, yaitu dengan adanya makam dari Sultan Malik as-Saleh yang mangkat
pada bulan Ramadhan 696 Hijriah/1297 Masehi. Ini berarti bahwa pada abad ke-13
Masehi di Nusantara sudah ada institusi kerajaan yang bercorak Islam. Para
saudagar Muslim sudah melakukan aktivitas dagangnya sejak abad ke-7 Masehi.
Beberapa kerajaan Hindu dan Buddha di Nusantara sudah melakukan hubungan dagang
dan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan Islam di Timur Tengah.
Sejak awal perkembangannya,
Islam di Indonesia telah menerima akomodasi budaya. Karena Islam sebagai agama
memang banyak memberikan norma-norma aturan tentang kehidupan dibandingkan dengan
agama-agama lain. Bila dilihat kaitan Islam dengan budaya, paling tidak ada dua
hal yang perlu diperjelas: Islam sebagai konsespsi sosial budaya, dan Islam
sebagai realitas budaya. Islam sebagai konsepsi budaya ini oleh para ahli
sering disebut dengan great tradition (tradisi besar), sedangkan Islam sebagai
realitas budaya disebut dengan little tradition (tradisi kecil) atau lokal
tradition (tradisi lokal) atau juga Islamicate, bidang-bidang yang “Islamik”,
yang dipengaruhi Islam.
Dalam istilah lain proses
akulturasi antara Islam dan Budaya lokal ini kemudian melahirkan apa yang
dikenal dengan lokal genius, yaitu kemampuan menyerap sambil mengadakan seleksi
dan pengolahan aktif terhadap pengaruh kebudayaan asing, sehingga dapat dicapai
suatu ciptaan baru yang unik, yang tidak terdapat di wilayah bangsa yang
membawa pengaruh budayanya. Pada sisi lain lokal genius memiliki karakteristik
antara lain: mampu bertahan terhadap budaya luar; mempunyai kemampuan
mengakomodasi unsur-unsur budaya luar mempunyai kemampuan mengintegrasi unsur
budaya luar ke dalam budaya asliu; dan memilkiki kemampuanmengendalikan dan
memberikan arah pada perkembangan budaya selanjutnya.
Untuk di Nusa Tenggara sendiri
terdapat Kerajaan Lombok dan Sumbawa, Kerajaan Bima dan Kerajaan Selaparang
yang menjadi tugas kami kelompok VII sebagai penyusun makalah tentang Kerajaan
Islam di Nusa Tenggara.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana latar belakang lahirnya setiap
kerajaan Islam di Nusa Tenggara ?
2. Bagaimana proses masuknya Islam pada kerajaan-kerajaan
Islam di Nusa Tenggara ?
3. Bagaimana pengaruh Islam pada
kerajaan-kerajaan Islam yang ada di Nusa Tenggara ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Memahami
latar belakang lahirnya setiap kerajaan Islam di Nusa Tenggara.
2. Mempelajari
proses masuknya Islam pada kerajaan-kerajaan Islam di Nusa Tenggara.
3. Mengetahui
pengaruh Islam pada kerajaan-kerajaan Islam di Nusa Tenggara
D. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat penyusunan makalah ini adalah kesempatan bagi
kami sebagai kelompok penyusun dalam menyusun makalah, melatih diri dalam
mengumpulkan data dan informasi walaupun belum secara langsung karena masih
melalui internet, dan mengetahui serta memahami tentang kehadiran
Kerajaan-kerajaan Islam yang ada di Nusa Tenggara.
BAB II
PEMBAHASAN
LATAR BELAKANG, PROSES MASUKNYA ISLAM DAN PENGARUH ISLAM PADA
KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI NUSA TENGGARA
A. Kerajaan Lombok dan
Sumbawa
1. Latar Belakang Lahirnya Kerajaan Lombok dan
Sumbawa
Kerajaan tertua
di pulau Lombok bernama Kerajaan Laeq. bahwa kerajaan tertua di Lombok
adalah Kerajaan Suwung yang dibangun dan diperintah oleh Raja Betara Indera,
sebagaimana disebutkan dalam Babad Suwung. Setelah Kerajaan Suwung ini
muncul kerajaan Lombok. Pada abad 9-11
berdiri Kerajaan Sasak dan berakhir setelah ditaklukkan oleh salah satu
kerajaan yang ada di Bali saat itu.
2. Proses Masuknya Islam di Kerajaan Lombok dan
Sumbawa
Dari Lombok Islam disebarkan ke
Pejanggik, Parwa, Sokong, Bayan, dan tempat-tempat lainnya sehingga seluruh
Lombok memeluk Islam. Dari Lombok,konon,
Sunan Prapen meneruskan Dakwahnya ke Sumbawa.Kerajaan Islam Lombok dipusatkan
di Selaparang dibawah pemerintahan Prabu Rangkesari. Pada masa itulah
Selaperang mengalami zaman keemasan dan memegang hegemoni di seluruh lombok. Selaperang
menjalin hubungan dengan beberapa negeri, terutama Demak,serta banyak didatangi
oleh pedagang dari berbagai negeri.kerajaan Lombok sempat mendapat serangan
dari kerajaan Gelgel, tetapi serangan itu dapat ditahan.
Islam masuk ke wilayah Nusa
Tenggara bisa dibilang sejak awal abad ke-16. di perkenalkan oleh Sultan
Prapen(1605),Putra Sunan Giri.Namun Islam mungkin masuk ke Sumbawa melalui
Sulawesi lewat Dakwah para mubalig dari Makassar antara tahun 1540-1550.
Hubungan Sumbawa yang baik dengan Kerajaan Makassar membuat Islam turut
berlayar pula ke Nusa Tenggara.
3. Pengaruh Islam pada Masa Kerajaan Lombok dan
Sumbawa
Pusat kerajaan Lombok pun
dipindahkan ke Sumbawa pada tahun 1673 dengan tujuan untuk dapat mempertahankan
kedaulatan kerajaan-kerajaan Islam di pulau tersebutdengan dukungan kekuasaan
Goa.Sumbawa dipandang lebih strategis dari pada Selaparang.Ancaman dan serangan
VOC terus-menerus terjadi, dan akhirnya daerah-daerah dikerajaan Lombok berada
dibawah kekuasaan VOC. Raja-raja yang mengadakan perlawanan pun ditangkapi,kemudian
diasingakan ke Maluku. Kerajaan Sumbawa tetap tidak aman karena selalu ada
pemberontakan yang menentang campur tangan VOC.
B. Kesultanan Bima
1. Latar Belakang Lahirnya Kesultanan Bima
Sejarah Kerajaan Bima dimulai
terbentuk dari kedatangan Islam di Kepulauan Nusa Tenggara diperkirakan sejak
abad ke-16, yang dibawah oleh Sunan Perapen, putra Sunan Giri. Adapun Bima
sebagai kerajaan telah ada sejak pertengahan abad ke-17.
2. Proses Masuknya Islam di Kesultanan Bima
Bima merupakan kerajaan Islam
yang menonjol di Nusa Tenggara. Rajanya yang pertama masuk Islam ialah Ruma Ma
Bata Wadu yang bergelar Sultan Bima I atau Sultan Abdul Khair(1611-1640). Namun,
setelah terus-menerus melakukan perlawanan terhadap intervensi politik dan
monopoli perdagangan VOC.ketika VOC mau memperbaharui perjanjian dengan Bima
pada tahun 1668, Sultan Bima, Tureli Nggampo, menolaknya. Ketika Tambora
merampas Kapal VOC pada 1675, Raja Tambora, Kalongkong dan para pembesarnya
diharuskan menyerahkan keris-keris pusakanya kepada Holsteijn.
3. Pengaruh Islam pada Masa Kesultanan Bima
Sampai kini jejak Islam bisa
dilacak dengan meneliti makam seorang mubaligh asal Makassar yang terletak di
kota Bima. Begitu juga dengan makam Sultan Bima yang pertama kali memeluk
Islam. Bisa disebut, seluruh penduduk Bima adalah para Muslim sejak mula.Selain
Sumbawa, Islam juga masuk ke Lombok. Orang-orang Bugis datang ke Lombok dari
Sumbawa dan mengajarkan Islam di sana. Hingga kini, beberapa kata di suku-suku
Lombok banyak kesamaannya dengan bahasa Bugis.
C. Kerajaan Selaparang
1. Latar Belakang Lahirnya Kerajaan Selaparang
Kerajaan Selaparang adalah salah satu kerajaan
yang pernah ada di Pulau Lombok. Pusat kerajaan ini pada masa lampau berada di Selaparang (sering pula diucapkan dengan Seleparang), yang
saat ini kurang lebih lebih berada di desa Selaparang, kecamatan Swela, Lombok Timur.
Selaparang
merupakan pusat Kerajaan Islam di Lombok. Selaparang di bawah Pemerintahan
Prabu Rangkesari. Pada masa itu Selaparang mengalami zaman keemasan, memegang,
dan lain-lain. Konon Sunan Perapen meneruskan dakwahnya dari lombok terus ke
Sumbawa. Selaparang juga mengembangkan hubungan antara Kerajaan Gowa dan Lombok
dipererat dengan cara pernikahan seperti Pemban Selaparang, Pemban Pejanggik,
dan Pemban Parwa.
Kerajaan Selaparang tergolong kerajaan
yang tangguh, baik di darat maupun di laut. Laskar lautnya telah berhasil
mengusir Belanda yang hendak memasuki wilayah tersebut sekitar tahun 1667-1668 Masehi.
Namun demikian, Kerajaan Selaparang harus rnerelakan salah satu wilayahnya
dikuasai Belanda, yakni Pulau Sumbawa,
karena lebih dahulu direbut sebelum terjadinya peperangan laut. Di samping itu,
laskar lautnya pernah pula mematahkan serangan yang dilancarkan oleh Kerajaan
Gelgel (Bali)
dari arah barat. Selaparang pernah dua kali terlibat dalam pertempuran sengit
melawan Kerajaan Gelgel, yakni sekitar tahun 1616 dan 1624 Masehi,
2. Proses Masuknya Islam di Kerajaan Selaparang
Diperkirakan sejak abad ke-16 Islam hadir di daerah
Nusa Tenggara (Lombok). Islam di lombok diperkenalkan oleh Sunan Perapen (putra
Sunan Giri). Kemungkinan masuknya Islam ke Sumbawa ini dengan melalui Sulawesi,
yaitu melalui dakwah para muSbalig dari Makasar antara tahun 1540-1550.
Kemudian berkembang kerajaan Islam di Lombok, salah satunya adalah Kerajaan
Selaparang.
3. Pengaruh Islam pada Masa Kerajaan Selaparang
Selaparang merupakan pusat
Kerajaan Islam di Lombok. Selaparang di bawah Pemerintahan Prabu Rangkesari.
Pada masa itu Selaparang mengalami zaman keemasan, memegang, dan lain-lain.
Konon Sunan Perapen meneruskan dakwahnya dari lombok terus ke Sumbawa.
Selaparang juga mengembangkan hubungan antara Kerajaan Gowa dan Lombok
dipererat dengan cara pernikahan seperti Pemban Selaparang, Pemban Pejanggik,
dan Pemban Parwa.
Kerajaan Selaparang tergolong kerajaan yang tangguh, baik di darat
maupun di laut. Laskar lautnya telah berhasil mengusir Belanda yang hendak
memasuki wilayah tersebut sekitar tahun 1667-1668 Masehi. Namun
demikian, Kerajaan Selaparang harus rnerelakan salah satu wilayahnya dikuasai
Belanda, yakni Pulau Sumbawa, karena lebih dahulu direbut sebelum terjadinya
peperangan laut. Di samping itu, laskar lautnya pernah pula mematahkan serangan
yang dilancarkan oleh Kerajaan Gelgel (Bali) dari arah barat.
Selaparang pernah dua kali terlibat dalam pertempuran sengit melawan Kerajaan
Gelgel, yakni sekitar tahun 1616 dan 1624 Masehi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
Islam masuk ke wilayah Nusa Tenggara
melalui kedatangan para mubaligh, pendidikan, perdagangan dan pelayaran serta
adanya pengaruh dari kerajaan-kerajaan lainnya yang ada di Indonesia.
Adapun pengaruh kerajaan Islam di Nusa
Tenggara adalah sebagai berikut :
1. Proses Masuknya Islam di Kerajaan Lombok dan
Sumbawa
Pusat kerajaan Lombok pun
dipindahkan ke Sumbawa pada tahun 1673 dengan tujuan untuk dapat mempertahankan
kedaulatan kerajaan-kerajaan Islam di pulau tersebutdengan dukungan kekuasaan
Goa.Sumbawa dipandang lebih strategis dari pada Selaparang.Ancaman dan serangan
VOC terus-menerus terjadi, dan akhirnya daerah-daerah dikerajaan Lombok berada
dibawah kekuasaan VOC. Raja-raja yang mengadakan perlawanan pun
ditangkapi,kemudian diasingakan ke Maluku. Kerajaan Sumbawa tetap tidak aman
karena selalu ada pemberontakan yang menentang campur tangan VOC.
2. Pengaruh Islam pada Masa Kesultanan Bima
Sampai kini jejak Islam bisa
dilacak dengan meneliti makam seorang mubaligh asal Makassar yang terletak di
kota Bima. Begitu juga dengan makam Sultan Bima yang pertama kali memeluk
Islam. Bisa disebut, seluruh penduduk Bima adalah para Muslim sejak mula.Selain
Sumbawa, Islam juga masuk ke Lombok. Orang-orang Bugis datang ke Lombok dari
Sumbawa dan mengajarkan Islam di sana. Hingga kini, beberapa kata di suku-suku
Lombok banyak kesamaannya dengan bahasa Bugis.
3. Pengaruh Islam pada Masa Kerajaan Selaparang
Selaparang merupakan pusat
Kerajaan Islam di Lombok. Selaparang di bawah Pemerintahan Prabu Rangkesari.
Pada masa itu Selaparang mengalami zaman keemasan, memegang, dan lain-lain.
Konon Sunan Perapen meneruskan dakwahnya dari lombok terus ke Sumbawa. Selaparang
juga mengembangkan hubungan antara Kerajaan Gowa dan Lombok dipererat dengan
cara pernikahan seperti Pemban Selaparang, Pemban Pejanggik, dan Pemban Parwa.
Kerajaan Selaparang
tergolong kerajaan yang tangguh, baik di darat maupun di laut. Laskar lautnya
telah berhasil mengusir Belanda yang hendak memasuki wilayah tersebut sekitar
tahun 1667-1668 Masehi.
Namun demikian, Kerajaan Selaparang harus rnerelakan salah satu wilayahnya
dikuasai Belanda, yakni Pulau Sumbawa, karena lebih dahulu direbut sebelum terjadinya
peperangan laut. Di samping itu, laskar lautnya pernah pula mematahkan serangan
yang dilancarkan oleh Kerajaan Gelgel (Bali) dari arah barat.
Selaparang pernah dua kali terlibat dalam pertempuran sengit melawan Kerajaan
Gelgel, yakni sekitar tahun 1616 dan 1624 Masehi.
B. SARAN
Islam di Nusa Tenggara merupakan bagian dari kerajaan-kerajaan Islam
yang ada di Nusantara. Kita patut menghargai perjuangan saat itu karena
perjuangan tersebut termasuk awal menuju Indonesia Merdeka yang saat ini kita
jalani dan kita nikmati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar